“Baiklah jika itu maumu. Toh aku juga akan
segera mendapatkan penggantimu. Contohnya saja Hotaru anak kelas 1B. Arigato
untuk 1 tahunnya.” Balasku singkat
.
.
.
---Rikona Pov ON---
Hikss....Hikss... Aku mengurung diriku
sedari pulang sekolah. Aku tak ingin menemui siapapun, termasuk Oba-san ataupun
sahabat-sahabatku. Aku ingin sendiri.
Saat ini aku seperti terjatuh dan masuk
kedalam jurang, jurang yang gelap dan tak berdasar. Tanpa ada seorang pun tuk
dapat menolongku. Kenangan indah bersamanya kini berubah menjadi
goresan-goresan luka yang mendalam. Rasa nyeri di relunng hatiku, perih, marah, sakit, tercampur jadi satu
dan kutumpahkan dalam suatu goresan tinta dibuku diaryku pemberian dari Gyozuka
saat aku berulangtahun ke 16 tahun.
Berita putusnya diriku dengan Gyozuka pun
menyebar dengan cepat di kalangan siswa, begitu pula dengan berita berawalnya
hubungannya dengan Hotaru, teman seangkatanku.
“Rikonnaa..... Hoyy.. Rikonaaa....
Hoyyy...!!! Choo-chooto...“ panggil seorang gadis bersurai aqua marine.
mengerucutkan bibir tipisnya.
“Gomen-ne... Aku tidak dengar” Jawabku
lirih
“Ri-Ko-Na.... kau kenapa? Kenapa wajahmu
pucat dan matamu bengkak begitu? Apakah kau habis menangis semalaman?” Tanyanya
khawatir
“Tidak! Aku tak apa! Aku baik-baik saja.
Aku hanya kurang tidur” Elakku yakin dengan menampilkan senyum terbaikku,
walaupun hati ini menjerit perih
“Tidak! Kau sedang tidak baik-baik saja!
Ayo katakan padaku! Apa kau sedang bertengakar dengan Gyozuka? Ehh... Apa ini? Kenapa pipimu bisa bengkak begini Rikona?!! Ayo katakan apa dia yang membuatmu seperti ini?”
“............”
“RIKONA HIME!!!! JAWAB AKU!!!!”
Aku hanya terdiam. Mendunduk dalam tanpa
sepatah kata. Merasakan betapa sakit hati yang makin menjalar ini. Rahangku mengeras. Hanya
mampu meneteskan air mata. Hanya mampu menjerit dalam hati, merasakan nyeri yang semakin menjadi.
“Jadi benar... Kalian sedang bertengkar?
Dan dia juga yang membuatmu seperti ini?!!” Aku hanya terdiam, mendengarkan semua pertanyaan Hanabi.
“Dasar br*****k! Beraninya dia membuatmu seperti ini! Apa dia tak ingat janjinya dulu? Hah?!” Emosinya memuncak dan
diselingi dengan memukul pilar koridor sekolah.
“Sekarang katakan apa saja yang dia
lakukan dan katakan kepadamu! Katakan dengan jujur!” Sambungnya makin memojokanku.
“Dia... Dia... menamparku... dan berkata
bila aku egois dan kekanak-kanakan, saat aku mengajaknya ke book store kemarin....” Jawabku dalam
tangis
“Karna saat itu aku bertanya kenapa sejak
dia bergabung dengan geng sekolah dia menjadi sangat sering menolak ajakanku,
meskipun itu sangat penting sekalipun. Dan saat itu dia mulai emosi, lalu
berbuat kasar padaku. Hingga akhirnya... kami putus atas keinginanku sendiri.
Dan dia hanya berkata “tak apa. Sebebtar lagi aku juga akan menemukan gadis
lain, contohnya Hotaru anak kelas 1B” Lanjutku dengan bahasa yang tak karuan
“Dia.. memperlakuakan mu seperti itu? Apa itu yang namanya laki-laki?! Persetan! Awas kau. Hime kau tenang saja, ayo
sekarang ikut aku! Akan kuhabisi sekarang!!”
“Jangan Hanabi... Jangan.. Aku tak rela
melihatnya tersakiti. Biarkan... Biarkan aku saja yang terluka. Aku tau kau
jauh lebih hebat darinya untuk hal beladiri karna kau seniornya. Tapi kau harus ingat, aku masih
mencintainya. Kumohon jangan...” Pintaku dengan suara yang serak sambil
memengang tangannya erat.
“Tidak! Kali ini aku tak dapat menuruti permintaanmu." Jawabnya dengan menarik keras tanganku
"Jangan! kumohon jangan... Ji-jika, jika kau masih ingin melakukannya, silahkan!! Tapi kau akan melihatku lebih menderita dari ini!! " Jawabku sambil menahan tubuh sekuat mungkin sambil tetap menangis dan menaikan nada sattu oktaf lebih tinggi.
"Baka!!! Kau ini.... sudah disakiti masih saja membelanya! Memangnya didunia ini hanya ada satu laki-laki hah?! Dunia ini luas... Masih banyak laki-laki yang lebih baik dari dirinya! Hey! Kau ini gadis yang sempurna, kau cantik, berasal dari keluarga terpandang, cerdas, berwawasan luas, jadi buat apa kau mempertahankannnya. Dan seharusnya pula pikiranmu tak sesempit itu. Baka!!”
"Jangan! kumohon jangan... Ji-jika, jika kau masih ingin melakukannya, silahkan!! Tapi kau akan melihatku lebih menderita dari ini!! " Jawabku sambil menahan tubuh sekuat mungkin sambil tetap menangis dan menaikan nada sattu oktaf lebih tinggi.
"Baka!!! Kau ini.... sudah disakiti masih saja membelanya! Memangnya didunia ini hanya ada satu laki-laki hah?! Dunia ini luas... Masih banyak laki-laki yang lebih baik dari dirinya! Hey! Kau ini gadis yang sempurna, kau cantik, berasal dari keluarga terpandang, cerdas, berwawasan luas, jadi buat apa kau mempertahankannnya. Dan seharusnya pula pikiranmu tak sesempit itu. Baka!!”
“Baka?! Memang iya.. Walaupun ada banyak
laki-laki didunia ini, namun dihatiku hanya ada satu. Only one in my heart you
know! He is Gyozuka Ririshi. Hanya dia yang bisa mengisi hatiku. Tanpanya aku
tak akan bisa menjadi seorang Rikona Hime seperti saat ini. Tanpanya, kau belum
tentu dapat melihatku sampai detik ini.”
“Terserah kau saja! Baiklah jika itu maumu dan dapat membuattmu 'bahagia' ku tak memaksanya. Namun, ingat ini aku bisa menghajarnya kapan saja bila
kumau. Dan tak ada satu pun yang dapat menghalangiku. Termasuk kau, Shigetsu
ataupun kepala sekolah sendiri! Dan Rikona, aku kan selalu ada saat kau
membutuhkanku.”
“Arigato... Arigato... You are my best
friend”
“Dou itashimashite”
---Rikona Pov End---
***
---Gyozuka Pov ON---
Aku menyesal, tentang apa yang telah aku
lakukan kepada Rikona hari itu. Harusnya aku dapat memahaminya. Tentang
tugas-tugas sekolahnya. Kenapa hari itu
aku malah menyebut nama gadis lain yang jelas-jelas tidak lebih baik darinya?
Kenapa aku mengiyakan begitu saja tentang pernyataannya untuk menyudahi untaian
tali cinta antara kita? Kenapa aku tidak mengejarnya saat dia berlari seraya meneteskan
air mata? Kenapa saat itu aku begitu terbutakan oleh kepentingan ku dan geng?
Naze ka? Ohh Kamii-sama...
“Hotaru... mulai saat ini, detik ini
kita sudahi saja ikatan hubungan antara kita.” Tegasku tiba-tiba pada seorang adik
kelasku, lebih tepatnya pacarku saat ini, sontak membuat dia memicingkan mata.
“Nani yo??? Pu..putus? Apa-apaan kau ini, kenapa- tiba ?? Jangan-jangan ini karna mantan pacarmu itukan? Ini
karna Hime-san kan?? Pasti dia sudah menghasutmu untuk putus denganku dan kembali
rujuk dengannya?!” tanyanya serius
“Diam kau! Ini semua karna kau terlalu
posesif menjadi seorang gadis. Jujur aku risih dan tak nyaman. Asal kau tau
saja, sejak aku berpacaran denganmu aku tak lagi berkomunikasi dengan Rikona
lagi, dan itu membuatku tersiksa. Dan satu lagi memang benar salah satu
alasanku menyudahi hubungan kita adalah karnanya. Aku tak dapat lagi untuk
membohongi perasaanku ini, walaupun aku berpacaran denganmu tapi hati, cinta
dan rasa sayangku adalah milik Rikona seorang. Camkan itu!!! Don’t forget it!!”
Jelasku datar, namun penuh tekanan pada setiap katanya dan diselingi dengan
seringai tipis.
“Jadii... jadi benar.. Ri---“
“Iya! Memang iya! Dan awas saja kalau kau
sampai melampiaskan rasa kecewamu kepada Rikona. Kau akan berurusan denganku!!”
Ucapku santai dengan nada memojokan. Dan kemudian disusul dengan suara isak
tangis gadis bersurai merah itu.
Aku benar-benar frustasi. Walaupun satu
masalahku sudah selesai, hatiku tetap tak tenang. Seperti ada yang mengganjal.
Aku masih terbayang oleh wajahnya, senyumnya, suaranya, perhatiannya, pokoknya
segalanya tentang dirinya. ‘Ohh Kamii-sama aku ingin bertemu dengannya dan
menyatakan kembali perasaanku untuk kedua kalinya’ teriakku dalam hati.
Fajar telah tiba. Sang rembulan pun
tergantikan oleh sang mentari yang sepertinya malu-malu untuk menampakan
sinarnya. ‘Hmmm...Sepertinya dirimu tak sepercaya diriku saat ini’ Simpulku
dalam hati sembari menatap ke arah timur disusul dengan senyum simpulku.
Hari ini aku bertekat untuk mengutarakan
perasaanku kepada seorang gadis bersurai perak tuk kedua kalinya. Hatiku tak
tahan lagi untuk menahan perasaan rindu yang mendalam ini. Walau aku tau
konsekuensinya untuk yang satu ini. Bila dia menolakku aku akan menerima itu
tulus karna aku ingat perlakuan kasarku saat itu. Bilamana dia tak memiliki
rasa itu lagi biarlah aku yang memberi rasa itu padanya.
Tok
Tok Tok, semua siswa dikelas mengalihkan perhatiannya pada aku, Shigatsu , dan
Sora. Aku hanya menelan ludah saat aku melihat gadis bermata hitam itu bak
berlian.
“Ohayou minna-sann...”teriak Ryu mencairkan
suasana.
“Ohayou..“balas mereka hampir serentak
“Ehh Shigatsu-kun... Ohayo my lovely.. Lah
Shigatsu kenapa kamu membawa makhluk ini kemari? Hm?”
“Heh.. Gyozuka, kamu mau ngapain disini?!
Kamu mau bikin luka lagi buat Rikona? Hah?!” Semprot Hanabi yang mendadak naik pitam
saat melihatku.
“Hanabi-chan.. Jangan seperti itu... Ada
sesuatu yang ingin dia katakan pada Rikona” Sigatsu terlihat menenangkan
“Ohh...! Terus dari mana aja kamu selama
ini hah?? Udah bosen pacarannya? Udah bosen sama kelas sebelah?
Ngga betah? Sekarang butuh? Iya? Emang kamu pikir Rikona itu apa? Tisu? Yang
bisa kamu pake, trus kalo udah ngga kamu butuhin kamu campakin gitu aja? Udah
bosen sama geng baru mu itu? Atau udah dikeluarin? Tau diri dong!” Seru gadis
itu to the point membuatku pesimis akan niatku.
“Ada apa ini? Kenapa kau marah-marah
Hanabi..??”Seseorang dengan suara lembut tiba-tiba menghampiri Hanabi.
“Tuh.. liat makhluk apa yang dateng! Eh..
mending kita keluar aja yuk cari udara segar. Pengap disini!” Ajak Hanabi pada
gadis itu yang tak lain adalah Rikona Hime.
“Gyozuka-senpai....???? Mau apa kau
kesini?” Terdengar suara itu namun dengan nada yang penuh tekanan.
“Go-gomen-ne Rikona-chan... Sebenarnya
tujuanku kemari adalah untuk menemuimu. Err.. Ri-Rikona-chan, aku ingin
mengutarakan perasaanku padamu untuk kedua kalinya. Aku ingin kita rujuk. Aku
ingin kita kembali seperti yang dulu. Jawablah permintaanku sekarang. Kumohon,
aku tak memaksamu.” Pintaku dengan nada yang halus dan serius. Namun,
perkataanku malah membuatnya mengalirkan air mata tuk sekian kalinya.
“Hmm.. Aku sudah tau jawabnnya. Baiklah
aku akan pergi dari hidupmu tapi asal kau tau nona Hime, perasaan ini tak akan pernah pergi dari
hidupku.” Sambungku, kemudian kubalikan badan dan mulai melangkah meninggalkan
meninggalkannya yang sedang tertunduk.
“Jangan. Jangan pernah kau pergi dari
hidupku. Jika itu yang kau inginkan, baiklah aku mau menerimanya. Tetaplah ada
untukku, untuk hidupku. Asalkan kau mau berjanji, kau tak akan berbuat kasar
terhadapku lagi” Tiba-tiba langkahku terhenti karna seseorang memelukku dari belakang. Aku
membalikkan badanku, mataku terbelalak tak percaya dan betapa bahagianya diriku
karna seseorang itu tak lain dan tak bukan adalah Rikona.
“Benarkah itu?” tanyaku yang hanya dibalas
anggukann mantap darinya.
“Arigato.. Arigato.. You are allways in my
heart, and I hope I have a please in you heart too ” ucapku sembari membalas
pelukannya.
“Kumohon, berjanjilah tuk berubah”
Ku usapkan ibu jariku mengkapus air
matanya. Sampai jari jemariku tiba di sudut bibir tipisnya itu, dan
kemudian.... ‘Hmmm’ kuhapus jarak antara kita. “Arigato... and as you
wish” ucapku setelah melepaskannya.
---Gyozuka Pov End---
***
---Rikona Pov ON---
Dua tahun berlalu, hubungan kami bagaikan
kabel listrik. Ya begitulah kiranya sebutan yang sangat cocok dengan kami.
Karena dipastikan hubungan kami putus
nyambung, hanya karna masalah sepele. Entah karna perilaku kasar Taka atau
sedikit keegoisanku sebagai perempuan.
PLAK!! Sebuah tamparan lagi-lagi mendarat
dengan mulusnya dipipiku. “Baka! Persetan kau! Sudah kubilang berapa kali
hah?! Jangan pernah dekat-dekat dengannya laki-laki lain tanpa sepengetahuanku?! Apa begitu
caramu menunjukan perasaanmu padaku?! Hah?!” Mataku mulai terasa panas,
rahang pun mengeras.
“Tapi... Kau bilang akan menjemputku hari
ini, Aku menunggumu sejak 3 jam yang lalu, 3 jam! Ku pikir kau sedang sibuk
dengan tugas kuliahmu, namun kenyataanya aku mendapatimu sedang bertemu
dengan mantanmu, Hotaru, di Natsu cafe,
dan kemarin kau juga mengajak Hanabi untuk main bersama denganmu tanpa
memikirkan perasaan orang lain! Ja-jadi apa.. apa salahnya bila aku pulang
diantar oleh Shigatsu hah?! Apakah ini yang dinamakan cinta?! Apakah ini yang
dinamakan sayang? Beginikah caramu mencintaiku? Dengan mengedepankan rasa
cemburumu itu dibandingkan kesehatanku? Hah?! Jawab aku..!!!” gertak secara
spontan
“Kenapa? Kenapa hanya diam? Memangnya aku
tidak tau kenyatan?! Hiks..” Timpalku dengan nada serak
“Hmm... Begini saja, mulai sekarang status antara kita bukan lah lagi sebagai kita, namun sebagai aku dan kamu.” Kucoba untuk mencerna perkataan pemuda di depanku ini.
"Mak-maksudmu... maksudmu kita.. p-pu-" Tanyaku mencoba meyakinkan.
" Iya.. Kita PU-TUS." Jleb! Seperti tertusuk oleh ribuan pisau secara bertubi-tubi.
"Mak-maksudmu... maksudmu kita.. p-pu-" Tanyaku mencoba meyakinkan.
" Iya.. Kita PU-TUS." Jleb! Seperti tertusuk oleh ribuan pisau secara bertubi-tubi.
“B-baiklah... Jika itu yang kau minta,
akan kuturuti semuanya” Sambungku, dengan mata sembab dan nada yang mantap
tanpa mempedulikan rasa sakit dihatiku.
---Rikona Pov End---
----------FLASHBACK OFF----------
Author Section :
Hello Readers.... ketemu lagi sama Hikari, Arigatou
Gozaimasu yang udah baca cerpenku ini ;) And Don’t forget to give me review. Because
it very usefull for me.
Daisuki minna.. XD
Daisuki minna.. XD
Salam manis
dingin
*Hikari
Noyuki*