Selasa, 20 Desember 2016

CERPEN REMAJA --- I Wish for You


Summary :
     Jika ia menyayangiku, kenapa dia berkata kasar padaku? Jika ia mencintaiku, kenapa dia berperilaku buruk terhadapku? Jika aku adalah satu-satunya yang memiliki hatinya, kenapa dia lebih memilih untuk bersama dengan teman seangkatanku? Jika dia adalah pelindungku, kenapa ia tak ada saat aku dibully oleh fangirl-nya? Dan... kenapa dia menyadarinya saat aku tlah pergi jauh darinya?



---Sakusha-sakka Pov ON---

     Hiks hikss.... “Sudah lah.... Sudah...” terdengar suara seorang laki-laki dan seorang perempuan, Hanabi dan Shigatsu menenangkan seorang sahabatya yang sedari tadi menangis.

     “T-tapi... Tapi apa maksudnya? K-kenapa, k-kenapa dia berperilaku seperti itu padaku...?? Apa salahku?? Kenapa dia bicara kasar terhadapku???.... Hiks.....” Gumam gadis itu lirih dalam tangisnya. 

      “Entalah... tapi... Akhir-akhir ini dia seperti itu... Akupun tak tau apa sebabnya” Jelas Shigatsu singkat.

     “Sudah lah.. Pasti dia tak sadar saat mengucapkannya...” Ucap Hanabi kembali sambil memeluk dan mengelus-elus punggung sang gadis.

     “Jika ia tak sadar kenapa? Kenapa ia terus melakukannya? Jika ia sedang marah ataupun punya masalah kenapa dia melampiaskanya dengan kata-kata kasar? Kenapa melampiaskannya padaku? Kenapa dia tidak mengatakannya baik-baik padaku? Kenapa? WHY? Dan kalian tau sendiri kita sudah berapa kali putus nyambung karna sifat barunya itu. Namun kenyataannya SAMA!!! Tak berubah sedikitpun!!! Memangnya dia anggap aku ini apa? Kabel? Benang atau telepon? Iya itu? Kenapa??!!!” tegasnya seperti sedang mengintrogasi.

     “I don’t know it, Rikona” jawab mereka berdua kompak.

     “Tenanglah Rikona-chan.. Pasti semua ada jalan keluarnya...”
---Sakusha-sakka pov End--
***

----------FLASHBACK ON----------
---Gyozuka Pov---

     Aku, Hmm ya aku...Namaku adalah Gyozuka Ririshi. Aku adalah siswa kelas 2 Sciense A Akari Daigakku, Tokyo. Jabatanku disekolah adalah sebagai ketua Karate dan ehemm...untuk Rikona Hime, aku menjabat sebagai pacarnya.

     Hari itu, aku mengungkapkan persaanku didepan semua siswa, tepatnya di tengah lapangan basket.

   “Rii-Rikona.... Aku... aku ingin mengutarakan suatu hal padamu”

   “Ada apa?”

    “Err.. ya.. Sebenarnya.. aku telah mengagumi mu sejak lama, tepatnya pada saat awal tahun pelajaran baru, saat masa orientasi. Dan sejak hari itu aku selalu teringat akan dirimu, dan saat itu aku pun selalu memperhatikanmu.”

    “...........”

    “Lalu? Apakah selama ini Gyozuka-senpai yang setiap hari menaruh sepucuk surat dan sebuah bunga di lokerku?”

  “I-iya.. Itu betul, selama ini aku yang selalu menaruhnya. Maka dari itu Rikona-chan... Aku ingin mengungkapkan sesuatu padamu, dan jawablah dengan jujur”
    
   “Apa?”
    
   “Rikona-chan...Apakah..  aku boleh.. boleh......mengisi..”
    
   “Mengisi apa? Mengisi galon??”
    
   “Me-mengisi kekosongan hatimu?? Jika kau menerima lepaskanlah balon ini. Tapi jika kau menolaknya kau boleh meletuskannya.” Ucapku gugup, disertai dengan keringat dingin yang mengalir membasahi sekujur tubuhku.

   “Hmmm.... Huaaahahahahaaha....” heh dasar gadis aneh, tawaranku malah jadi bahan tertawaan olehnya.

     “Heii.... kenapa ketawa? Apakah ada yang salah dari ucapanku?” Tanyaku heran.

     “Tidak.. tidak.. Aku hanya geli melihat ekspresi wajahmu tadi. Kau tau seperti apa? Seperti anak kecil yang pipis dicelana, kau tau itu...Hahaahaha....??” Jawabnya sambil memasang wajah meledek.

     “Hei hei... aku serius .... Jawablah....” ucapku memohon namun seperti sebuah perintah.

     “OK OK... Jika kau ingin aku melepaskan balon ini, ada syaratnya” Ucapnya singkat

     “Apa?” ucapku sambil memicingkan mata

   “Kau harus berjanji tak akan pernah melepaskanku, seperti aku melepas balon ini” pintanya mantap, dan aku hanya mengangguk mantap kemudian memeluknya erat.

   “Ya! Aku berjanji.... Bila itu yang kau mau, mari kita lepas balon ini bersama” kulepas pelukanku dan kemudian menyatukan tangan kami, berpegangan erat, lalu bersama-sama melepas balon.

  “Sejujurnya Gyozuka-senpai, aku pun telah menyukaimu sejak lama. Dan sekarang impianku terwujud” Bisiknya ditelingaku.

     “Sankyu.. Sankyu Rikona-chan.. Aishiteru.. You are always gonna be my love, you are allways be inside in my heart” Teriakku lantang.

     “Aishiteru.... Gyozuka-senpai” jawabnya tak kalah lantang.

    Huahahaha.... Jika aku ingat hari itu aku selalu tertawa terbahak-bahak. Entaklah.. jujur saja.. hari itu hari yang berharga, lucu,  sekaligus memalukan. Bibir yang tipis itu tertawa lepas dengan bahagia tercermin diwajah yang cantik nan imut itu.

    Suatu hari ada beberapa fangirl ku yang nekat mencoba mencelakai Rikona karna cemburu dan iri. Ya mereka lagi... Para gadis psikopat yang dulu sebelum Rikona menjadi pacarku sering bersikeras mengajakku kencan. Namun selalu aku tolak.

     Mereka mengikuti Rikona dari belakang tanpa sepengetahuannya, dan kemudian mereka menyekapnya lalu membawanya ke gedung olahraga renang. Tapi untunglah, ada seorang fangirl yang baik hati memberi tauku. Jadi aku langsung saja lari menuju tempat yang telah ditunjukkan. Dan ya.. Saat aku sampai di sana, aku langsung mendobrak pintu belakang gedung yang terkunci itu. Hatiku langsung terasa perih, sakit, serasa tertusuk oleh ribuan duri secara serentak. Rikona Hime, gadis berwajah cantik itu tak sadarkan diri dengan luka bekas pukulan disekujur tubuhnya serta ditambah keadaanya yang basah kuyup. Dan untungnya aku datang disaat yang tepat, saat itu mereka akan menyiramkan sebuah cairan ketubuhnya.

    “Hoyy...!!! Apa yang kalian lakukan!!” sergapku secara mendadak

 “G-Gyozuka.. Ini bukan seperti yang kau lihat. I-in....” Jawab mereka ketakutan.

    “Diam kau... Hei botol apa yang kau pengang itu??!!.. Kemarikan!”

    “I-Ini bukan apa-apa ini hanya air minum untuk membuatnya sadar”

    “Ahh berikann....”

     PLOK PLOK PLOK.... “Kau bilang ini air biasa? Kau bilang, kau ingin membuatnya sadar? Hah?!! Ini air keras. Dan bukanya membuatnya sadar tapi kau membuatnya mati sia-sia. Cih... Sehina inikah kalian untuk mendapatkanku?! Hah?! Jawab?!”

    “Maaf maaf Gyozuka-kun... maafkan kami.”

   “Maaf? Maaf kau bilang?! Apa kau pikir kata maaf bisa menyembuhkannya?! Kau pikir kata maaf bisa membalikan keadaan?! Hah!?”
  
  “Kemari biar kau bisa merasaknya. Cobalah air ini sebelum kalian memberikannya padanya. Kemarilah... Jangan malu-malu”
     
     “Ti-tidak.. Tidak...!!!”
  
   “CIH... Bukannkah kalian juga takut mati? Hmm... Baiklah jika aku tak memberik kalian sesuatu kalian akan mengulanginya lagi”

     BUAK BUAK “AKKHH....” ya aku memukul ulu hati mereka dan mendorong mereka, sampai mereka jatuh  tersungkur ke lantai, tanpa berpikir mereka itu perempuan. “Hmm setidaknya  itu pelajaran untuk kalian dan harusnya kalian merasa beruntung, karana aku tak akan melaporkan hal ini ke pihak sekolah. Namun jika kalian berani sedikit saja menyentuhnya, tidak hanya pihak sekolah yang akan ku beri tau, namun aku juga akan melaporkan kepada pihak yang berwajib! CAMKAN ITU!!!”Ancamku pada mereka.

     Sejak saat itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk selalu menjaganya, melindunginya, bagaiamanapun caranya. Karna saat aku melihatnya hari itu, hatiku terasa perih saat aku mengingat kejadian itu.
---Gyozuka Pov End---
***
---Rikona Pov ON---

    Entah, sudah berapa lama ku terbaring disini, aku tak tau pasti. Dimana aku sekarang pun aku tak tau, yang jelas ini adalah ruang asing bagiku. Ruang dengan tatanan khas Jepang nan eksotik. Aku mencoba bangun dari posisi ku yang semula terbaring ‘Aauu... Perih’ erang lirih, sambil memegagi kepalaku yang berbalut perban.


     “Hmmm..... Kau sudah sadar??” Suara berat seseorang membuatku sedikit terlonjak kaget.

    “K-kenapa aku disini? Dimana aku? Sejak kapan?” Tanyaku padanya sambil menutup kedua mataku.

     “R-Rikona...? apakah... Apakah kau tak ingat kejadian hari itu??” Jawabnya dengan nada takut.

     “Memangnya ada apa? Katakanlah...” Pintaku polos

     “Emmm.... Apa, Apa kau benar-benar tak mengingatnya?” Tanyanya tuk kedua kalinya, dan hanya kurespon dengan gelengan kepala tanda tak ingat.

     “Gyozuka-senpai ayo katakanlah..” Pintaku dengan suara yang serak

  “Errrr... Ri.. Rikona.. Apa, apa kau tak ingat saat para fangirl ku menyekapmu di gudang belakang?” Ucapnya was-was seakan-akan ada hal buruk yang terjadi padaku, dan kemudian tiba-tiba menarikku dalam dekapannya.

     DARRR!!!! Seperti sebuah petir menyambar pikiran dan hatiku secara tiba-tiba. Ya aku ingat... Saat itu.. Mereka, ya mereka. Mereka menyekap kan menyerangku secara brutal, serta memaksaku untuk putus dan menjauhi Gyozuka. Namun aku menolaknya, mendengar ucapanku itu mereka melempariku dengan sejenis pecahan genteng dan batu, dan kemudian.... Sunyi.

     Aku mencoba menahan air mataku agar tak menetes dan menggigit bibir bawahku agar tak terisak. Namun, hal itu tak dapat kutahan dan kupungkiri. Aku menangis sejadi-jadinya di dalam pelukannya, menagis untuk pertama kalinya, dipelukan dan dihadapan seorang Gyozuka Ririshi. Dan saat itu pula aku merasakan sebuah kenyamanan dan ketenangan yang sama seperti saat mendiang kakak laki-laki dan ibu memeluku 3 tahun silam, sebelum sebuah kecelakaan maut itu terjadi. Ya, akhirnya aku menyadari, ada sebuah hati yang lembut dari seorang Gyozuka, dibalik sifat dinginnya sebagai seorang ketua karate.
---Rikona Pov End---
                                                ***
---Gyozuka Pov ON---

    Hari-hariku indah kulewati bersamanya. Hmm, ya biasanya saat jam istirahat biasanya kami lewati secara triple date, yaitu aku dengan Rikona, Sora dengan Yume dan Shigatsu dengan Hanabi. Emm ya... hitung-hitung sambil bisa menjahili pasangan Sora dan Yume.

     Tapi kemudian setelah 1 tahun menjalaninya, hari-hari itu terasa membosankan bagiku. Entahlah apa penyebabnya, aku pun tak tau. Walaupun Rikona memberikan perhatian sepenuhnya padaku, dan bukan berarti dia adalah gadis posesif. Lalu aku memutuskan untuk bergabung dengan salah satu geng besar disekolahku.

     Perlahan tapi pasti, ada perubahan-perubahan kecil dari sifat dan sikapku, khususnya terhadap Rikona. Aku lebih suka memperhatikan dan mengikuti kemauan pribadiku daripada Rikona.

     “Konnichiwa Gyozuka-kun.... emm apakah nanti setelah pulang sekolah kau mau menemaniku ke book store?” tanya Rikona santai.

     “Tidak, aku ada keperluan lain. Kau pergi saja ditemani oleh Hanabi atau Yume” Jawabku dingin

     “Ada keperluan apa Gyozuka-kun?Apakah ada hal yang sangat penting? Ini sudah kesekian kalinya kau menolak ajakanku.” Ucapnya dengan sedikit penekanan

     “Diam, dasar bawel !! Telingaku panas mendengarnya ! Kau tau itu?! Aku sudah bilang tidak bisa ya tidak bisa!” ucapku dengan sedikit nada yang meninggi dan datface, membuat matanya terbelalak tanda tak percaya.

     “Tapi setidaknya ucapkan apa alasanya, setiap kau menolakku kau selalu beralasan dengan alasan yang sama. Benarkah ini kau? Benarkah ini Gyozuka Ririshi yang ku kenal? Apa iya ini semua gara-gara geng barumu itu? Sejak kau bergabung kesana bukan hanya sikapmu padaku, namun sebagian besar kepribadianmu telah berubah. Kau sering bersikap dan berkata kasar pada aku dan juga teman-teman. Kenapa? Kenapa kau memilih bergabung dengan mereka? Kenapa?!” Ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

     “Asal kau tau saja. Ini semua karna dirimu. Ya dirimu! Kau terlalu kekanak-kanakan, dan terlalu egois” Ucapku datar

     “Egois? Egois  katamu? Disini siapa yang egois? Aku ataukah kau? Hah?! Kau selalu memaksaku untuk melakukan hal yang kau mau. Aku harus menuruti semua keinginanmu tanpa sebuah pertanyaan. Tapi kau selalu menolak apa yang kuinginkan walaupun itu hal yang sangat mendesak sekalipun! Apakah ini yang dinamakan cinta? Apakah ini yang dinamakan kasih sayang? Sadarlah! Kau bukan lah Gyozuka yang kukenal dulu. Kembalilah...!!!” Kata-katanya itu membuat emosiku semakin memuncak. Kemudian.. PLAKK!! Sebuah tamparan keras tepat mengenai pipi mulusnya. Ya, aku menamparnya.

     ”Beraninya kau berbicara lacang dan mempertanyakan hal tak penting itu padaku!”

     “Gyozuka-kun... Apa.. Kau menamparku? Kenapa? Jadi inikah dirimu sekarang? Hah?! Jika iya aku ingin kita akhiri saja hubungan ini. Aku tak ingin menjalin hubungan dengan orang dengan sifat kasar sepertimu. Tamparanmu itu tak lebih menyakitkan dari pada apa yang pernah kau berikan dan janjikan padaku. Dan perilakumu akhir-akhir ini sudah cukup mewakili perasaanmu yang sebenarnya padaku” Ucapnya tajam dengan air mata yang mengalir deras membasahi wajahnya.

     “Baiklah jika itu maumu. Toh aku juga akan segera mendapatkan penggantimu. Contohnya saja Hotaru anak kelas 1B. Arigato untuk 1 tahunnya.” Balasku singkat
---Gyozuka Pov End---





Author Section :

Hello Readers.... ketemu lagi sama Hikari, Arigatou Gozaimasu yang udah baca cerpenku ini ;) Oh ya, Thor akuin ini cerpen terinspirasi dari cerita temen thor yang curhat kalo dia punya temen yang suka kasar sama ceweknya haha... And Don’t forget to give me review. Because it very usefull for me.
Ohh ya..  Kalo diantara readers banyak yang ga tau arti kosakata Jepang di cerpen, bisa ditanyain ke Thor Hika kok, lewat DM IG (@frsk_oktvn24), dengan senang hati Thor bakal jawab.  :D
Arigatou Gozaimasu... ;) 

   Salam manis dingin
*Hikari Noyuki*

1 komentar: