Senin, 19 Desember 2016

CERPEN REMAJA --- The Wonderfull Summer With Romance of Love










  PROLOG
    Bolehkah aku memukulmu seperti aku memukuli bantal ini? Bolehkah aku melemparmu ke dalam sungai, seperti aku melempar kerikil ini? Dan bolehkah aku marah padamu karna perbutanmu ini? Namun sayang walaupun aku ingin, tapi hatiku menolaknya. Walupun kau telah membuatku jatuh dalam dilema musim panas. Musim panas yang indah dengan balutan romansa percintaan.


***
   

    Brukk.... Aku menjatuhkan diri dikasur ku, dengan berguman tak jelas tentang apa yang dimintanya. ‘Huaaaaahhhhhhh............ Dasar kau!!!! Awas saja kau!!! Lagi-lagi kau membuatku frustasi......... Aku bingungggggg.....!!!!!!’

     Ohh ya, namaku adalah Yoran Kireina, aku adalah siswa kelas 11, Akari Cugakko. Emmm.... dan yaaaa.... ku akui aku adalah pacar dari seorang PRINCE OF THE SCHOOL, siapa lagi kalau bukan Taka Daisuki.

     Besok ada acara tahunan di awal musim panas di sekolah ku. Dan semua siswa wajib memakai yukata (kimono musim panas). Festival yang sangat meriah. Dan acara yang paling dinanti-nantikan dalam festival ini adalah Prince and Princess of Summer Competition. Dalam acara ini peserta harus melewati beberapa aspek penilaian, misalnya keserasian para pasangan, dari mulai pakaian, tinggi badan, dll. Tahun lalu pasangan Ai Utsukushii & Genseki Kaigan lah yang menjadi pemenangnya. Kemudian disusul oleh aku dan Taka diurutan nomor 2, karna sebuah kesalahan kecil dalam pakaianku.

-------FLASHBACK ON-------
    
     “Iya sayang....!!! Tahun ini kita harus jadi the winnner prince and princess of summer! Harus....!!! Dan kau harus memakai pakaian yang sama dengan ku mengerti?” Ucap Taka didepan semua temannya yang sedang berkumpul sambil mengacak-acak rambut coklat-ku Lantas hal itu membuat semua yang ada disitu terpaku seperti kehabisan kata-kata dan menimbulkan semburat merah muncul dipipiku, karna tak biasanya dia berkata seperti ini.

     “Lalu warna apa yang kita gunakan besok??” tanyaku dengan menaruh kepalaku dipundak kanan Taka.

    “Kau ingin warna apa, hmm???”

    “Aku ingin warna pink Taka-kun” Jawabku polos dan mata onyx Taka terlihat terbelalak tanda tak percaya dengan jawabanku.

     “Emmm..... Yahhh .... Tentu saja kau tak maukan menggunakan warna pink di yukatamu???” Tambah ku dan Taka meliriku tajam tanda tak terima dengan pernyataanku tadi.
     “MUAHAHAHAHAHAHA.............” Tawa seketika pecah karna ucapanku

     “Wah Taka.... kayaknya kau akan sangat cocok bila mengunakan  warna pink...!!!” Jeplak Si Biru, Ryu dengan nada dan wajah yang mengejek.

      “Heh Ryu... Kau ini..... Awas saja kau.... Lihat saja nanti...!!!!” Timpal Taka dengan wajah merah padam.

      “Sudah Taka-kun... Bicaralah kepada Yoran-chan bila kau juga mau menggunakan warna pink dikimonomu...!!!! Dapat aku pastikan kalian akan memenangkan kompetisi itu dengan mudah, dan menjadi pasangan yang palingggggg........serasi di sekolah ini..........Kyaaahaha” Sambar si Aqua Marine, Ai dengan posisi berpegangan tangan dengan Genseki.

      “Iya Taka, kau pasti akan sangan terlihat ‘Imut’ bila menggunakannya” Timpal si Sipit, Hosoi.

    “Gyaaahahahaha” tawa kembali menggelegar diperkumpulan itu.

     Brakkkk..... Senyap seketika, Taka memukul meja yang ada di depannya. Semua hanya terpaku melihat Taka yang sebenarnya sedang salah tingkah itu. Dia juga menarik tanganku paksa dan mengajakku keluar dari dalam kelas. Tetapi sesaat kemudian, tawa kembali pecah.

       **ATAP SEKOLAH**

      “Apa-apaan kau ini Yoran?! Apa kau ingin mempermalukanku didepan teman-teman hah?!” Tanya Taka mengintrogasi dan menatap dengan tajam.

     “Taka.... Aku tak sedang ingin mempermalukanmu. Aku hanya menjawab pertanyaanmu dan hanya berbicara fakta!!” Jawabku tak mau kalah.

      “ Haahhhh...... Sudah..!!! Sudah!! Jangan diteruskan. Pokonya aku tak mau tau, besok kita harus memakai yukata yang sama. Titik.” Jelasnya dengan nada yang datar.

      “Apa-apaan kau ini.... Kau bah..................”
      “Sudah ya aku pergi dulu, Jya~” pamitnya dingin dengan memotong kalimatku yang belum selesai. Aku hanya melihatnya yang mulai menjauh dengan tatapan marah.

----------FLASHBACK OFF-------

    Aku terus saja memikirkan kata-kata yang Taka lontarkan tadi. Dan aku terus saja bergumam tentang hal itu ‘Kenapa kau membuatku bingung... kau yang meminta untuk menjadi pemenang, tapi kau bahkan tak memberi tau ku warna apa yang akan kita gunakan besok... BAKA!!!!!!!!!!!!!!’ umpatku dalam hati.

    Aku menekan tombol nomor diponselku, mencoba menghubungi Taka, berharap mendapat jawaban darinya tentang warna apa yang digunakan.

     “Hn??” jawab Taka dingin setelah telefon diangkat

    “Moshi-moshi..... Ano Taka-kun... kita akan pakai yukata warna apa untuk festival besok? Tanyakku dengan nada yang yang memelas meminta jawaban

     “............”

     “TAKA DAISUKI......!!!!!! Jawab aku!!!!!!!!” bentakku tak sabar sambil memukul meja belajarku.

     “Terserah kau saja.” Jawabnya datar seperti biasa

     “ Apa-apaan ka......”
     TUT.... TUT.... TUT...... Belum sampai aku menyelesaikan kalimatku, telefon telah terputus. ‘Huaaaaa........ TAKAAAAAA........’ Teriakku dalam kamar karna saking kesalnya.

     Aku benar-benar sangat amat bingung sekali banget untuk warna apa yang akan aku dan manusia satu itu gunakan besok. Sehingga aku memutuskan menghubungi Ai dan Yume untuk kerumahku membantu mencarikan warna yang kira-kira sama yang digunakan Taka esok. 

     Namun, nihil. Cara itu pun tak berhasil. Kami hanya beradu argumen satu dengan yang lainnya dan tak menemukan hasil yang cocok.

      Setelah mereka pulang, aku akhirnya memutuskan untuk tidur, karna jarum jam telah menunjukan angka 10 malam. Dan menentukan warna apa yang aku gunakan besok pagi saja.

     Mentari menampakkan sinarnya dengan percaya diri. ‘Akhirnya datang juga hari festival  awal musim panas di sekolahku.’Ucapku begitu aku bangun dari tidur. Setelah aku mandi, kemudian aku memutuskan untuk memakai yukata warna putih dengan sabuk pink serta motif bunga sakura dan sabuk berwarna pink dibagian bawah serta lambang khas keluarga Fueru berbentuk sakura di punggungku.

   Tok tok tok... seseorang mengetuk pintu kamarku. “Yoran...?” lanjutnya. Cepat-cepat aku membukakan pintu untuknya.

     “Ohayo Kaa-san.... Ada apa...???” tanyaku

     “Wahhhh..... Anata wa kirei desu. Ehem... Pasti Taka akan senang melihatmu hari ini!!” Pujinya dengan memasang tampang jahil padaku... Dan lagi-lagi hal ini membuatku tersipu malu dan salah tingkah.

     “Kaa-sannnn...... Jangan seperti itu aku malu!!!” pintaku dengan muka yang bersemu dan mengguncang kecil tubuhnya.

     “Ahhh... sudah-sudah.... cepatlah keluar... Taka sudah menunggumu di bawah....”

     “Hai kaa-san...”

     **Lantai 1**

     “Ohayou .... Taka-kun....?????” sapaku yang berujung pada sebuah tanda tanya besar di kepalaku

     “Hn”

     Hening.....

     “Hei, kalian mau sampai kapan saling bertatapan seperti ini?? Sebuah pertanyaan sontak membuyarkan kami yang saling sedang bertatapan.

     “Emm.. Ohh.. Kaa-san aku berangkat... Jya~” ucapku gugup

     “Aku juga Oba-san... Jya~” Disusul oleh Taka yang berpamitan pula.

     Aku hanya mengikuti langkah jenjang Taka dari belakang tanpa sepatah kata apapun menuju mobilnya. Setelah kami masuk kedalam mobil, kami saling berdiam diri, larut dalam pikiran masing-masing. Entah mengapa hal ini terjadi, bahkan pada hari yang spesial ini. Namun, terbesit sebuah pertanyaan yang sedari tadi mengganjal hati dan pikiranku.

     “Kok bisa si...??” tanyaku lirih

     “Apanya Yoran-chan..??” tak ku sangka pertanyaan ku dapat didengar oleh Taka, seraya mengangkat sebelah alisnya.

     “Yu-Yukatanya Taka-kun....” jawab ku heran

     “Kenapa?”
     “Warnanya sama”

     “Hn”

     Hahhhhh.... selama diperjalanan hanya percakapan itu saja di antara kami. Sampai akhirnya tibalah saat dimana aku menyadari, bahwa jalan yang sedari tadi kami lalui bukan jalan menuju ke sekolah, melainkan jalan menuju pemuda berambut hitam itu.

     “Taka.... kita mau kemana? Mengapa kau menyusuri jalan ini? Bukankah ini jalan menuju rumahmu? Sebenarnya kemana arah tujuanmu?”

     “Lihat saja nanti”
     Setelah 20 menit akhirnya kami sampai disebuah rumah dengan arsitektur Jepang yang kental nan asri serta beberapa lambang Matahari di sekeliling tembok kelilingnya. “Ayo turun lah” perinatah Taka dengan nada khas-nya.

     Entah mengapa aku tak berniat untuk mendebatnya. Dan hanya mengikuti langkah Taka. Kemudian tiba-tiba ia menggandeng erat tanganku yang hampir tenggelam dalam tangannya yang kekar nan hangat, seperti menyiratkan rasa cinta nan kasih sayang yang amat tulus dari hati. Jantungku berdebar kencang, bahkan sangat-sangat kencang. Entahlah, mungkin dapat dikatakan ini pertama kalinya dia memperlakukan diriku seperti ini.

     Taka terus menggandeng tanganku hingga kami tiba disebuah pintu, kemudian ia membuka pintu itu. Ya itu adalah kamar Taka, kamar dengan konsep maskulin serta Jepang yang kental di dalamnya. Dan sebuah tanaman anggrek yang diletakan di salah satu sudut kamar dekat jendela.

      “Ayo, duduklah disana” Ucap Taka, aku hanya menganggukan kepala seraya duduk di sofa merah.
Entah apa yang Taka lakukan dengan lemarinya, sepertinya ia sedang mencari sesuatu. Dan kemudian ia berbicara padaku.

     “Gantilah pakaianmu, dengan ini”

     “Kenapa? Apa ada yang salah dengan pakaianku..?”

     “Sudahlah, kau akan mengetahuinya setelah kau menggunakannya”

     “Baiklah....”

     Setalah aku berganti bajuku dengan yukata putih dengan sabuk merah besar yang membedakannya dari yukata ku sebelumnya, dan motif sakura di ujung bawah dan lengan, kemudian aku  lekas bercermin. Dan lagi-lagi Taka membuat jantungku berdebar kencang dan semburat merah di pipiku muncul. Ia memeluku dari belakang, seraya berbisik ditelinga kananku “Kau cantik Yoran-chan...” dan itu tentu saja membuat coklat ku terbelalak tak percaya.
     “E...hmm... a-ano toki wa arigatou...” jawabku malu-malu. Dan kemudian aku menemukan sebuah lambang matahari berwarna jingga di dada sebelaah kiriku. Ya itu tak lain adalah lambang keluarga Hiyake.

     “Taka-kun.... kenapa ada lambang Hiyake di kimonoku???” tanyaku heran.

     “Emm kenapa ya...” ucap Taka sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “Ya karna aku mencintaimu Yoran...”

     “T-tapi aku belum menjadi bagian dari keluarga Hiyake...”

     “Ya itu betul, memang secara tradisi kau belum menjadi bagian dari keluargaku. Namun, menurutku kau sudah menjadi bagian dari keluarga Hiyake dari pertama kau menjadi pacarku. Dan tradisi bukanlah sebuah halangan yang besar bagiku untuk memberikanmu lambang keluarga-ku di pakaianmu. Karna cinta kita lebih besar dari pada sebuah aturan tradisi.” Disamping ia menjawab pertanyaannku, air mataku terus membasahi kedua pipiku, kemudian kubalikan badanku lalu mendorongnya menjauh dariku.

     “Hehhh.... Yoran ada apa??”

     “Jawab pertanyaanku??!!”

     “Hah... Apa maksudmu?”

     “Apakah benar kau Taka Daisuki yang selama ini ku kenal? Apakah kau pacarku? Jawablah dengan jujur” tanyaku mengintrogasi sambil tetap meneteskan air mataku.

    “Hahahaha....Yoran.... Hei....! Ada pa denganmu?” ucap Taka yang malah bertanya balik kepadaku, sambil berjalan mendekatiku.

    “B-berhenti!! Jangan mendekatiku! Berhenti disitu!! Namun ia tak menghiraukan perintahku. Malah ia tambah mendekatiku yang berjalan mundur hingga akhirnya punggungku menyentuh tembok, dan dia tambah mempersemit jarak diantara kami. Aku benar-benar terhimpit antara tembok dan Taka.

    “Berhenti!! B-ber.....” ‘Hhmmpp....’ Mataku membulat sempurna. Sesuatu yang lembut menyentuh bibirku. Sebuah pagutan lembut nan mesra “Bagaimana tuan putri?? Masih tidak percaya jika aku adalah Taka Daisuki??” tanya Taka setelah ia melepaskan ciumannya. Namun pertanyaannya belum aku respon karna aku masih terengah-engah. “Kenapa diam nona Kireina? Masih belum percaya?” tanyanya sambil mempersempit jarak kami kembali. Namun aku cepat menghentikannya dengan menaruh telapak tanganku di bibirnya. “Kenapa? Jadi kau sudah percaya?” Aku hanya mengangguk, dan kemudian air mata kembali mengalir seraya berkata “T-taka-kun.... Kau...” aku tak dapat melanjutkan pertanyaanku. Rahangku tiba-tiba mengeras.

      “Sudahlah, jangan menangis lagi Yoran Hiyake, Gomen-ne. Aku melakukannya karna aku ingin kau mempercayai ini adalah benar-benar diriku. Gomen-ne karna perubahanku ini, karna aku bukanlah orang yang pandai berkata atupun berbuat romantis.” Ucapnya seraya menyeka air mata di ujung mata dan pipiku dengan jari-jarinya. Dan aku hanya tersenyum simpul, tanda kebahagian yang mendalam.

     “Ayo kita berangkat ke sekolah 15 menit lagi acara akan dimulai.” Aku hanya mengangguk dan mulai menyamai langkahku dengan yang menggandeng tanganku. “Ehhh....” Taka tiba-tiba melepaskan tangannya dan mengubahnya dengan menggendongku ala bridal style. Dan aku secara respon mengalungkan kedua tanganku ke lehernya. ”Arigato... Arigato Taka-kun” bisikku yang hampir tak dapat didengar namun masih dapat didengar olehnya. “Dou itashimashite” jawab Taka sembari tersenyum simpul.

     **Akari Cugakko**

     Aku turun dari mobil, setelah Taka membukakan pintu mobilnya, dan menggandeng tanganku bak seorang tuan putri dan pangeran yang turun dari kereta kudanya. Namun lagi-lagi, di tengah koridor sekolah, tiba-tiba dia menggendongku ala bridal style, sontak membuatku terkejut dan berkata “ Apa-apaan kau ini, turunkan aku! Apa kau tak merasa malu?” namun Taka hanya merespon dengan seringai tipis di wajahnya seperti berkata ‘Tak apa. Kau adalah miliku, dan aku adalah milikmu’.

     “Wah.... lihat itu... romantis sekali....” kata seorang gadis kelas 1 yang tak lain dan tak bukan merupakan fangirl Taka.
     “Hey bukannya dia itu Taka-senpai...??? dan yang sedang bersamanya itu adalah... Yoran-senpai...??!! Wahh aku menjadi iri....” sahut gadis lainnya.

     “Iya betul itu Taka-senpai dan Yoran-senpai....!!” dan ya kata-kata seperti itulah yang kami dengar sepanjang menyusuri koridor sekolah baik lantai 1 maupun lantai 2.

     Sesampainya dikelas dia belum mau menurunkanku, sampai akhirnya the princess of moon, Yume Tsuki berkata “Wah-wah....lihat itu Ryu-kun... mereka sangat romantis ya...” dan akhirnya sekumpulan siswa dikelas pun mengalihkan pandangannya pada kami. Dan mereka terhihat terkejut dan tercengang hebat seperti melihat sebuah fenomena langka yang tak pernah terjadi.

     “Hoyy Taka... turunkan Yoran-chan.... Apa kau tak merasa keberatan hah?” tanya si Ryu.

     “Tidak sama sekali, blee..”Jawab Taka singkat dan kemudian mejulurkan lidahnya tanda mengejek.

     “Ahhhh.... Aku juga ingin seperti Yoran....” rengek Ai kepada Genseki.

     “Heii Ran, turunlah... Mau sampai kapan kau akan seperti itu??” tanya Ai.

      “Entahlah....” jawabku dengan senyum kebahagiaan
     Akhirnya karna banyaknya pertanyaan dari teman-teman aku meminta Taka untuk menurunkanku, Taka pun menurutiku. “Nah begitu Taka-kun, jangan bikin orang merasa iri...” timpal si Ai.

     “Hoy!! Apakah kau tau, seperti apa iri sebenarnya?” Sambut Taka dan kemudian... ‘mmmhhh’ tanpa memberi aba-aba dia mengangkat daguku dan mendaratkan bibir tipisnya dibibirku tuk kedua kalinya di pagi ini.

     KYYYAAAAA!!!!!! Teriak seisi kelas itu secara spontan.

     “Hoy!!!!  Apa-apaan kalian ini?” Teriak si Ryu

     “Dasar kau ini pagi-pagi begini sudah bikin suasana menjadi makin panas!” Timpal Bara

     “So?” jawab Taka datar seperti tak ada yang terjadi. Dan apa yang terjadi padaku? Aku hanya tertunduk menyembunyikan wajahku yang terasa panas dan sudah dipastikan merah seperti kepiting rebus.

     “BAKA ANIKI!! Itu membuatku iri!” Omel si Ai yang sembari memukul bahu Taka, yang notabene adalah adik sepupu darinya.

    “OH!!” balas Taka dengan ber-oh ria. Dan Ai hanya memajukan bibirnya tanda tak suka.

     “Heiissttt.... Sudahlah kalian ini! Eh... emm... lambang apa itu di yukata mu Yoran? Bukannya itu adalah lambang keluarga Hiyake?” ucap Yume, membuat semua yang ada dikumpulan itu menjadikanku sebagai objek yang diamati.

     “Iya Yoran, bukankan itu lambang keluarga Hiyake? Dan kau seorang Fueru bukan??” tanya Bara

     “Dan lambangnya tak hanya satu, namun dua sekaligus!” ucap si Rikoona dan ucapannya membuatku tercengang.

     “Hah dua? Dimana yang satunya Tak~?” tanyaku pada pacarku itu.

     “Apa kau tidak tau Yoran?? Ya ampun.... Yang satunya itunya itu ada di punggungmu” jawab si Ame.

     “Taka... kenapa kau tidak memberi tauku...”  tanya ku

     “Karna aku ingin memberikan kejutan untukmu” jawab Taka sambil mengelus ujung kepala ku.

      “Hoyy... Taka mengapa Yoran-chan menggunakan yukata yang berlambang keluarga Hiyake? Apakah kau yang memberikannya? Dan mengapa kau lakukan itu? Bukannkah dia belum menjadi anggota keluarga Hiyake?” tanya Ryu panjang lebar berniat mengintrogasi.
     “Ya aku yang memberikannya, dan alasannya adalah karna aku ingin tak hanya dari warnanya saja yang sama, namun aku juga ingin semua detil di baju kami sama, termasuk dengan lambang klan yang akami gunakan. Ya mungkin menurut kalian ini berlebihan, namun menurutku ini seperti bukti cinta kami, dan cintaku pada Yoran. Maka dari itu, aku telah mengganggap Yoran sebagai bagian dari keluarga Hiyake dan bagian dari hidupku.” Jelas Taka, yang kemudian memelukku.

     Dan sekarang aku benar-benar percaya bahwa  ia mencintaiku dengan tulus.

----------OWARI----------




Author Section :
Haha.. ngga tau dari mana dapet ide kek gini. Oya, buat para readers don't forget to give review OK! Love you all. :)
Ohh ya..  Kalo diantara readers banyak yang ga tau arti kosakata Jepang di cerpen, bisa ditanyain ke Thor Hika kok, lewat DM IG (@friskaaa24__ , @hikari.noyuki), dengan senang hati Thor bakal jawab.  :D
Arigatou Gozaimasu... ;) 
  Salam manis dingin

*Hikari Noyuki*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar