Bolehkah aku memukulmu seperti aku memukuli
bantal ini? Bolehkah aku melemparmu ke dalam sungai, seperti aku melempar
kerikil ini? Dan bolehkah aku marah padamu karna perbutanmu ini? Namun sayang
walaupun aku ingin, tapi hatiku menolaknya. Walupun kau telah membuatku jatuh
dalam dilema musim panas. Musim panas yang indah dengan balutan romansa
percintaan.
***
Brukk.... Aku menjatuhkan diri dikasur ku, dengan berguman tak jelas tentang apa yang dimintanya. ‘Huaaaaahhhhhhh............ Dasar kau!!!! Awas saja kau!!! Lagi-lagi kau membuatku frustasi......... Aku bingungggggg.....!!!!!!’
Ohh ya,
namaku adalah Yoran Kireina, aku adalah siswa kelas 11, Akari Cugakko. Emmm....
dan yaaaa.... ku akui aku adalah pacar dari seorang PRINCE OF THE SCHOOL, siapa lagi kalau bukan Taka Daisuki.
Besok ada
acara tahunan di awal musim panas di sekolah ku. Dan semua siswa wajib memakai
yukata (kimono musim panas). Festival yang sangat meriah. Dan acara yang paling
dinanti-nantikan dalam festival ini adalah Prince
and Princess of Summer Competition. Dalam acara ini peserta harus melewati
beberapa aspek penilaian, misalnya keserasian para pasangan, dari mulai
pakaian, tinggi badan, dll. Tahun lalu pasangan Ai Utsukushii & Genseki
Kaigan lah yang menjadi pemenangnya. Kemudian disusul oleh aku dan Taka
diurutan nomor 2, karna sebuah kesalahan kecil dalam pakaianku.
-------FLASHBACK ON-------
“Iya
sayang....!!! Tahun ini kita harus jadi the winnner prince and princess of
summer! Harus....!!! Dan kau harus memakai pakaian yang sama dengan ku
mengerti?” Ucap Taka didepan semua temannya yang sedang berkumpul sambil
mengacak-acak rambut coklat-ku Lantas hal itu membuat semua yang ada disitu
terpaku seperti kehabisan kata-kata dan menimbulkan semburat merah muncul
dipipiku, karna tak biasanya dia berkata seperti ini.
“Lalu
warna apa yang kita gunakan besok??” tanyaku dengan menaruh kepalaku dipundak
kanan Taka.
“Kau ingin
warna apa, hmm???”
“Aku ingin
warna pink Taka-kun” Jawabku polos dan mata onyx Taka terlihat terbelalak tanda
tak percaya dengan jawabanku.
“Emmm..... Yahhh .... Tentu saja kau tak maukan menggunakan warna pink
di yukatamu???” Tambah ku dan Taka meliriku tajam tanda tak terima dengan
pernyataanku tadi.
“MUAHAHAHAHAHAHA.............” Tawa seketika pecah karna ucapanku
“Wah
Taka.... kayaknya kau akan sangat cocok bila mengunakan warna pink...!!!” Jeplak Si Biru, Ryu dengan
nada dan wajah yang mengejek.
“Heh
Ryu... Kau ini..... Awas saja kau.... Lihat saja nanti...!!!!” Timpal Taka
dengan wajah merah padam.
“Sudah
Taka-kun... Bicaralah kepada Yoran-chan bila kau juga mau menggunakan warna
pink dikimonomu...!!!! Dapat aku pastikan kalian akan memenangkan kompetisi itu
dengan mudah, dan menjadi pasangan yang palingggggg........serasi di sekolah
ini..........Kyaaahaha” Sambar si Aqua Marine, Ai dengan posisi berpegangan
tangan dengan Genseki.
“Iya
Taka, kau pasti akan sangan terlihat ‘Imut’ bila menggunakannya” Timpal si
Sipit, Hosoi.
“Gyaaahahahaha” tawa kembali menggelegar diperkumpulan itu.
Brakkkk..... Senyap seketika, Taka memukul meja yang ada di depannya.
Semua hanya terpaku melihat Taka yang sebenarnya sedang salah tingkah itu. Dia
juga menarik tanganku paksa dan mengajakku keluar dari dalam kelas. Tetapi
sesaat kemudian, tawa kembali pecah.
**ATAP
SEKOLAH**
“Apa-apaan kau ini Yoran?! Apa kau ingin mempermalukanku didepan
teman-teman hah?!” Tanya Taka mengintrogasi dan menatap dengan tajam.
“Taka....
Aku tak sedang ingin mempermalukanmu. Aku hanya menjawab pertanyaanmu dan hanya
berbicara fakta!!” Jawabku tak mau kalah.
“
Haahhhh...... Sudah..!!! Sudah!! Jangan diteruskan. Pokonya aku tak mau tau,
besok kita harus memakai yukata yang sama. Titik.” Jelasnya dengan nada yang
datar.
“Apa-apaan kau ini.... Kau bah..................”
“Sudah
ya aku pergi dulu, Jya~” pamitnya dingin dengan memotong kalimatku yang belum
selesai. Aku hanya melihatnya yang mulai menjauh dengan tatapan marah.
----------FLASHBACK OFF-------
Aku terus
saja memikirkan kata-kata yang Taka lontarkan tadi. Dan aku terus saja bergumam
tentang hal itu ‘Kenapa kau membuatku bingung... kau yang meminta untuk menjadi
pemenang, tapi kau bahkan tak memberi tau ku warna apa yang akan kita gunakan
besok... BAKA!!!!!!!!!!!!!!’ umpatku dalam hati.
Aku
menekan tombol nomor diponselku, mencoba menghubungi Taka, berharap mendapat
jawaban darinya tentang warna apa yang digunakan.
“Hn??”
jawab Taka dingin setelah telefon diangkat
“Moshi-moshi..... Ano Taka-kun... kita akan pakai yukata warna apa untuk
festival besok? Tanyakku dengan nada yang yang memelas meminta jawaban
“............”
“TAKA
DAISUKI......!!!!!! Jawab aku!!!!!!!!” bentakku tak sabar sambil memukul meja
belajarku.
“Terserah
kau saja.” Jawabnya datar seperti biasa
“
Apa-apaan ka......”
TUT....
TUT.... TUT...... Belum sampai aku menyelesaikan kalimatku, telefon telah
terputus. ‘Huaaaaa........ TAKAAAAAA........’ Teriakku dalam kamar karna saking
kesalnya.
Aku
benar-benar sangat amat bingung sekali banget untuk warna apa yang akan aku dan
manusia satu itu gunakan besok. Sehingga aku memutuskan menghubungi Ai dan Yume
untuk kerumahku membantu mencarikan warna yang kira-kira sama yang digunakan
Taka esok.
Namun,
nihil. Cara itu pun tak berhasil. Kami hanya beradu argumen satu dengan yang
lainnya dan tak menemukan hasil yang cocok.
Setelah mereka
pulang, aku akhirnya memutuskan untuk tidur, karna jarum jam telah menunjukan
angka 10 malam. Dan menentukan warna apa yang aku gunakan besok pagi saja.
Mentari
menampakkan sinarnya dengan percaya diri. ‘Akhirnya datang juga hari
festival awal musim panas di
sekolahku.’Ucapku begitu aku bangun dari tidur. Setelah aku mandi, kemudian aku
memutuskan untuk memakai yukata warna putih dengan sabuk pink serta motif bunga
sakura dan sabuk berwarna pink dibagian bawah serta lambang khas keluarga Fueru
berbentuk sakura di punggungku.
Tok tok
tok... seseorang mengetuk pintu kamarku. “Yoran...?” lanjutnya. Cepat-cepat aku
membukakan pintu untuknya.
“Ohayo
Kaa-san.... Ada apa...???” tanyaku
“Wahhhh..... Anata wa kirei desu. Ehem... Pasti Taka akan senang
melihatmu hari ini!!” Pujinya dengan memasang tampang jahil padaku... Dan
lagi-lagi hal ini membuatku tersipu malu dan salah tingkah.
“Kaa-sannnn...... Jangan seperti itu aku malu!!!” pintaku dengan muka
yang bersemu dan mengguncang kecil tubuhnya.
“Ahhh...
sudah-sudah.... cepatlah keluar... Taka sudah menunggumu di bawah....”
“Hai
kaa-san...”
**Lantai
1**
“Ohayou
.... Taka-kun....?????” sapaku yang berujung pada sebuah tanda tanya besar di
kepalaku
“Hn”
Hening.....
“Hei,
kalian mau sampai kapan saling bertatapan seperti ini?? Sebuah pertanyaan
sontak membuyarkan kami yang saling sedang bertatapan.
“Emm..
Ohh.. Kaa-san aku berangkat... Jya~” ucapku gugup
“Aku juga
Oba-san... Jya~” Disusul oleh Taka yang berpamitan pula.
Aku hanya
mengikuti langkah jenjang Taka dari belakang tanpa sepatah kata apapun menuju
mobilnya. Setelah kami masuk kedalam mobil, kami saling berdiam diri, larut
dalam pikiran masing-masing. Entah mengapa hal ini terjadi, bahkan pada hari
yang spesial ini. Namun, terbesit sebuah pertanyaan yang sedari tadi mengganjal
hati dan pikiranku.
“Kok bisa
si...??” tanyaku lirih
“Apanya
Yoran-chan..??” tak ku sangka pertanyaan ku dapat didengar oleh Taka, seraya
mengangkat sebelah alisnya.
“Yu-Yukatanya Taka-kun....” jawab ku heran
“Kenapa?”
“Warnanya
sama”
“Hn”
Hahhhhh.... selama diperjalanan hanya percakapan itu saja di antara
kami. Sampai akhirnya tibalah saat dimana aku menyadari, bahwa jalan yang
sedari tadi kami lalui bukan jalan menuju ke sekolah, melainkan jalan menuju
pemuda berambut hitam itu.
“Taka.... kita mau kemana? Mengapa kau
menyusuri jalan ini? Bukankah ini jalan menuju rumahmu? Sebenarnya kemana arah
tujuanmu?”
“Lihat
saja nanti”
Setelah
20 menit akhirnya kami sampai disebuah rumah dengan arsitektur Jepang yang
kental nan asri serta beberapa lambang Matahari di sekeliling tembok
kelilingnya. “Ayo turun lah” perinatah Taka dengan nada khas-nya.
Entah
mengapa aku tak berniat untuk mendebatnya. Dan hanya mengikuti langkah Taka.
Kemudian tiba-tiba ia menggandeng erat tanganku yang hampir tenggelam dalam
tangannya yang kekar nan hangat, seperti menyiratkan rasa cinta nan kasih
sayang yang amat tulus dari hati. Jantungku berdebar kencang, bahkan
sangat-sangat kencang. Entahlah, mungkin dapat dikatakan ini pertama kalinya
dia memperlakukan diriku seperti ini.
Taka
terus menggandeng tanganku hingga kami tiba disebuah pintu, kemudian ia membuka
pintu itu. Ya itu adalah kamar Taka, kamar dengan konsep maskulin serta Jepang
yang kental di dalamnya. Dan sebuah tanaman anggrek yang diletakan di salah
satu sudut kamar dekat jendela.
“Ayo,
duduklah disana” Ucap Taka, aku hanya menganggukan kepala seraya duduk di sofa
merah.
Entah apa yang Taka lakukan dengan lemarinya,
sepertinya ia sedang mencari sesuatu. Dan kemudian ia berbicara padaku.
“Gantilah
pakaianmu, dengan ini”
“Kenapa?
Apa ada yang salah dengan pakaianku..?”
“Sudahlah, kau akan mengetahuinya setelah kau menggunakannya”
“Baiklah....”
Setalah
aku berganti bajuku dengan yukata putih dengan sabuk merah besar yang
membedakannya dari yukata ku sebelumnya, dan motif sakura di ujung bawah dan
lengan, kemudian aku lekas bercermin.
Dan lagi-lagi Taka membuat jantungku berdebar kencang dan semburat merah di
pipiku muncul. Ia memeluku dari belakang, seraya berbisik ditelinga kananku
“Kau cantik Yoran-chan...” dan itu tentu saja membuat coklat ku terbelalak tak
percaya.
“E...hmm... a-ano toki wa arigatou...”
jawabku malu-malu. Dan kemudian aku menemukan sebuah lambang matahari berwarna
jingga di dada sebelaah kiriku. Ya itu tak lain adalah lambang keluarga Hiyake.
“Taka-kun.... kenapa ada lambang Hiyake di kimonoku???” tanyaku heran.
“Emm
kenapa ya...” ucap Taka sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “Ya
karna aku mencintaimu Yoran...”
“T-tapi
aku belum menjadi bagian dari keluarga Hiyake...”
“Ya itu
betul, memang secara tradisi kau belum menjadi bagian dari keluargaku. Namun,
menurutku kau sudah menjadi bagian dari keluarga Hiyake dari pertama kau
menjadi pacarku. Dan tradisi bukanlah sebuah halangan yang besar bagiku untuk
memberikanmu lambang keluarga-ku di pakaianmu. Karna cinta kita lebih besar
dari pada sebuah aturan tradisi.” Disamping ia menjawab pertanyaannku, air
mataku terus membasahi kedua pipiku, kemudian kubalikan badanku lalu
mendorongnya menjauh dariku.
“Hehhh.... Yoran ada apa??”
“Jawab
pertanyaanku??!!”
“Hah...
Apa maksudmu?”
“Apakah
benar kau Taka Daisuki yang selama ini ku kenal? Apakah kau pacarku? Jawablah
dengan jujur” tanyaku mengintrogasi sambil tetap meneteskan air mataku.
“Hahahaha....Yoran.... Hei....! Ada pa denganmu?” ucap Taka yang malah
bertanya balik kepadaku, sambil berjalan mendekatiku.
“B-berhenti!! Jangan mendekatiku! Berhenti disitu!! Namun ia tak
menghiraukan perintahku. Malah ia tambah mendekatiku yang berjalan mundur
hingga akhirnya punggungku menyentuh tembok, dan dia tambah mempersemit jarak
diantara kami. Aku benar-benar terhimpit antara tembok dan Taka.
“Berhenti!! B-ber.....” ‘Hhmmpp....’ Mataku membulat sempurna. Sesuatu
yang lembut menyentuh bibirku. Sebuah pagutan lembut nan mesra “Bagaimana tuan
putri?? Masih tidak percaya jika aku adalah Taka Daisuki??” tanya Taka setelah
ia melepaskan ciumannya. Namun pertanyaannya belum aku respon karna aku masih
terengah-engah. “Kenapa diam nona Kireina? Masih belum percaya?” tanyanya
sambil mempersempit jarak kami kembali. Namun aku cepat menghentikannya dengan
menaruh telapak tanganku di bibirnya. “Kenapa? Jadi kau sudah percaya?” Aku
hanya mengangguk, dan kemudian air mata kembali mengalir seraya berkata
“T-taka-kun.... Kau...” aku tak dapat melanjutkan pertanyaanku. Rahangku
tiba-tiba mengeras.
“Sudahlah, jangan menangis lagi Yoran Hiyake, Gomen-ne. Aku melakukannya
karna aku ingin kau mempercayai ini adalah benar-benar diriku. Gomen-ne karna
perubahanku ini, karna aku bukanlah orang yang pandai berkata atupun berbuat
romantis.” Ucapnya seraya menyeka air mata di ujung mata dan pipiku dengan
jari-jarinya. Dan aku hanya tersenyum simpul, tanda kebahagian yang mendalam.
“Ayo kita
berangkat ke sekolah 15 menit lagi acara akan dimulai.” Aku hanya mengangguk
dan mulai menyamai langkahku dengan yang menggandeng tanganku. “Ehhh....” Taka
tiba-tiba melepaskan tangannya dan mengubahnya dengan menggendongku ala bridal style. Dan aku secara respon
mengalungkan kedua tanganku ke lehernya. ”Arigato... Arigato Taka-kun” bisikku
yang hampir tak dapat didengar namun masih dapat didengar olehnya. “Dou
itashimashite” jawab Taka sembari tersenyum simpul.
**Akari
Cugakko**
Aku turun
dari mobil, setelah Taka membukakan pintu mobilnya, dan menggandeng tanganku
bak seorang tuan putri dan pangeran yang turun dari kereta kudanya. Namun
lagi-lagi, di tengah koridor sekolah, tiba-tiba dia menggendongku ala bridal style, sontak membuatku terkejut
dan berkata “ Apa-apaan kau ini, turunkan aku! Apa kau tak merasa malu?” namun
Taka hanya merespon dengan seringai tipis di wajahnya seperti berkata ‘Tak apa.
Kau adalah miliku, dan aku adalah milikmu’.
“Wah....
lihat itu... romantis sekali....” kata seorang gadis kelas 1 yang tak lain dan
tak bukan merupakan fangirl Taka.
“Hey
bukannya dia itu Taka-senpai...??? dan yang sedang bersamanya itu adalah...
Yoran-senpai...??!! Wahh aku menjadi iri....” sahut gadis lainnya.
“Iya
betul itu Taka-senpai dan Yoran-senpai....!!” dan ya kata-kata seperti itulah
yang kami dengar sepanjang menyusuri koridor sekolah baik lantai 1 maupun
lantai 2.
Sesampainya dikelas dia belum mau menurunkanku, sampai akhirnya the
princess of moon, Yume Tsuki berkata “Wah-wah....lihat itu Ryu-kun... mereka
sangat romantis ya...” dan akhirnya sekumpulan siswa dikelas pun mengalihkan
pandangannya pada kami. Dan mereka terhihat terkejut dan tercengang hebat
seperti melihat sebuah fenomena langka yang tak pernah terjadi.
“Hoyy
Taka... turunkan Yoran-chan.... Apa kau tak merasa keberatan hah?” tanya si
Ryu.
“Tidak
sama sekali, blee..”Jawab Taka singkat dan kemudian mejulurkan lidahnya tanda
mengejek.
“Ahhhh.... Aku juga ingin seperti Yoran....” rengek Ai kepada Genseki.
“Heii
Ran, turunlah... Mau sampai kapan kau akan seperti itu??” tanya Ai.
“Entahlah....” jawabku dengan senyum kebahagiaan
Akhirnya
karna banyaknya pertanyaan dari teman-teman aku meminta Taka untuk
menurunkanku, Taka pun menurutiku. “Nah begitu Taka-kun, jangan bikin orang
merasa iri...” timpal si Ai.
“Hoy!!
Apakah kau tau, seperti apa iri sebenarnya?” Sambut Taka dan kemudian...
‘mmmhhh’ tanpa memberi aba-aba dia mengangkat daguku dan mendaratkan bibir
tipisnya dibibirku tuk kedua kalinya di pagi ini.
KYYYAAAAA!!!!!! Teriak seisi kelas itu secara spontan.
“Hoy!!!! Apa-apaan kalian ini?”
Teriak si Ryu
“Dasar
kau ini pagi-pagi begini sudah bikin suasana menjadi makin panas!” Timpal Bara
“So?”
jawab Taka datar seperti tak ada yang terjadi. Dan apa yang terjadi padaku? Aku
hanya tertunduk menyembunyikan wajahku yang terasa panas dan sudah dipastikan
merah seperti kepiting rebus.
“BAKA
ANIKI!! Itu membuatku iri!” Omel si Ai yang sembari memukul bahu Taka, yang
notabene adalah adik sepupu darinya.
“OH!!”
balas Taka dengan ber-oh ria. Dan Ai hanya memajukan bibirnya tanda tak suka.
“Heiissttt.... Sudahlah kalian ini! Eh...
emm... lambang apa itu di yukata mu Yoran? Bukannya itu adalah lambang keluarga
Hiyake?” ucap Yume, membuat semua yang ada dikumpulan itu menjadikanku sebagai
objek yang diamati.
“Iya
Yoran, bukankan itu lambang keluarga Hiyake? Dan kau seorang Fueru bukan??”
tanya Bara
“Dan
lambangnya tak hanya satu, namun dua sekaligus!” ucap si Rikoona dan ucapannya
membuatku tercengang.
“Hah dua?
Dimana yang satunya Tak~?” tanyaku pada pacarku itu.
“Apa kau
tidak tau Yoran?? Ya ampun.... Yang satunya itunya itu ada di punggungmu” jawab
si Ame.
“Taka...
kenapa kau tidak memberi tauku...” tanya
ku
“Karna
aku ingin memberikan kejutan untukmu” jawab Taka sambil mengelus ujung kepala
ku.
“Hoyy...
Taka mengapa Yoran-chan menggunakan yukata yang berlambang keluarga Hiyake?
Apakah kau yang memberikannya? Dan mengapa kau lakukan itu? Bukannkah dia belum
menjadi anggota keluarga Hiyake?” tanya Ryu panjang lebar berniat
mengintrogasi.
“Ya aku
yang memberikannya, dan alasannya adalah karna aku ingin tak hanya dari warnanya
saja yang sama, namun aku juga ingin semua detil di baju kami sama, termasuk
dengan lambang klan yang akami gunakan. Ya mungkin menurut kalian ini
berlebihan, namun menurutku ini seperti bukti cinta kami, dan cintaku pada
Yoran. Maka dari itu, aku telah mengganggap Yoran sebagai bagian dari keluarga
Hiyake dan bagian dari hidupku.” Jelas Taka, yang kemudian memelukku.
Dan
sekarang aku benar-benar percaya bahwa
ia mencintaiku dengan tulus.
----------OWARI----------
Author Section :
Haha.. ngga tau dari mana dapet ide kek gini. Oya, buat para readers don't forget to give review OK! Love you all. :)
Ohh ya.. Kalo diantara readers banyak yang ga tau arti kosakata Jepang di cerpen, bisa ditanyain ke Thor Hika kok, lewat DM IG (@friskaaa24__ , @hikari.noyuki), dengan senang hati Thor bakal jawab. :D
Arigatou Gozaimasu... ;)
Salam manis dingin
*Hikari Noyuki*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar